Akhir-akhir ini, gue lagi demen sama lagu-lagu dari band fiksi, Crude Play dan Mush&Co.
Band itu muncul dalam film The Liar and His Lover. Dibawah ini adalah terjemahan dari lagu Sayonara no Junbi wa, Mou Dekiteita. Cocok banget sama keadaan gue sekarang.
CRUDE PLAY – AKU TELAH SIAP UNTUK MENGUCAPKAN SELAMAT TINGGAL
Kau sengaja, kanBasah kuyub menungguku di tengah hujandan melambaikan tangan padaku dengan senyuman
Aku jatuh cinta padamu dalam sekejapNamun, aku yakinkau sedang mengejekku, kan?
Mengapa,kita harus saling bertemu?
Aku telah siap,untuk mengucapkan selamat tinggalKapanpun, sekarang punSelalu dan selamanyaAkhir kisah kita punsudah dapat terbacaUcapkan selamat tinggalpada hari-hari kita yang bahagia!
Tak penah terpikir olehkuuntuk bersamamu selamanya di masa depanataupun berjanji untuk saling mencinta
Mungkin,hanya aku sajayang begitu mencintaimuMengapa manusia,tak bisa hidup sendirian?
Aku telah siap,untuk mengucapkan selamat tinggalSemenjak hari itu,aku yakin kau jugatakut akankehilangan sesuatuTak ada lagi hari-hari kesepian!Kata perpisahan yang tak dapat kuucapkan
Akankah kita bisa terus hidup di dunia inibersama dengan orang lain, lagi?
Aku telah siap,untuk mengucapkan selamat tinggalKapanpun, sekarang punSelalu dan selamanyaKita pernah berkilauandengan indahSekarang pun, pasti, pastiMulai sekarang dan selamanyaHari-hari itu begitu bahagiaInilah perpisahan terakhir kita
Baca terjemahannya, udah tau kan keadaan gue sekarang?
Ya, gue sudah siap untuk mengucapkan selamat tinggal. Gue udah siap move on.
Gue sadar, dia udah gak mungkin balik lagi ke gue. Dia juga udah gak sayang gue lagi. Dia udah melihat ke arah lain. Gak mungkin gue yang dari arah sebaliknya, kembali dilihat lagi olehnya.
Butuh waktu untuk mereparasi hati ini. Jelas, gue masih butuh seseorang yang mau menerima, melihat, mendengar, berbicara dengan gue apa adanya. Tapi entah siapa orangnya.
Gue mau melow-melow dulu malam ini.
Dan ada yang aneh dari gue malam ini. Air mata gue udah susah netes. Tadi nyoba nangis juga udah gak bisa. Tapi hati ini masih bisa teriris.
Dari terjemahan lagu di atas, terselip pertanyaan-pertanyaan gue buat dia.
“Aku jatuh cinta padamu dalam sekejap. Namun, aku yakin kau sedang mengejekku, kan?”
“Mengapa kita harus saling bertemu?”
“Mungkin hanya aku saja yang begitu mencintaimu. Mengapa manusia tak bisa hidup sendirian?”
“Akankah kita bisa terus hidup di dunia ini bersama dengan orang lain, lagi?”
Benar. Dalam sekejap, gue jatuh cinta sama dia. Mungkin dia tertawa ketika tau gue mencintainya.
Mengapa? Mengapa dengan mudahnya gue jatuh cinta? Padahal berawal dari bercanda.
Mengapa? Mengapa kita harus saling mengenal hingga sedekat ini?
Mungkin hanya gue yang mencintainya sampai seperti ini. Dan gue gak ngerti sama diri gue sekarang.
Apakah gue bisa bertemu dengan orang baru lagi? Yang tentunya, mau menerima, melihat, mendengar, berbicara dengan gue apa adanya?
Gue udah siap. Gue udah siap untuk mengucapkan selamat tinggal.
Entah sudah berputar berapa kali lagu Sayonara no Junbi wa, Mou Dekiteita di kuping gue selama nulis postingan ini.
Memang benar, kita telah mengalami masa-masa yang indah. Masa-masa yang berharga untuk dilupakan.
Sejak dia berkata soal komitmen, gue selalu memikirkan, bagaimana nanti ketika gue melamar dia, bagaimana nanti gue menikahinya, bagaimana nanti gue menghidupi gue dan dia, bagaimana nanti ketika punya anak, bagaimana cara gue membahagiakan dia dan anak gue, bagaimana, bagaimana, dan bagaimana..
Dia yang berkata, dia juga yang menarik kata tersebut. Namun apa daya gue udah terlanjur mengiyakan. Tapi yasudah, jika dia maunya seperti itu.
Di masa depan, tiap orang juga pasti punya jodoh. Gue juga gak tau siapa jodoh gue. Mungkin salah satu dari mantan gue menjadi jodoh gue. Atau mungkin ada orang baru yang akan menjadi jodoh gue.
Ngomongin jodoh, dua orang om gue sampai sekarang belum menikah, padahal sudah berumur 40an ke atas. Semoga saja om-om gue segera bertemu jodohnya. Dan semoga gue juga segera bertemu dengan jodoh gue disaat kedua orang tua gue masih hidup.
Kata-kata penutup di postingan ini sama dengan penggalan lirik ini:
Aku telah siap, untuk mengucapkan selamat tinggal. Kapanpun, sekarang pun, selalu dan selamanya.Kita pernah berkilauan dengan indah sekarang pun, pasti, pasti mulai sekarang dan selamanya. Hari-hari itu begitu bahagia. Inilah perpisahan terakhir kita.
おはよー
BalasHapusKunjungan pagi, kk^,^”
keren, Galau-nya ngga kaya anak sekarang yang "Lebay”
semoga nanti diberi jodoh yang lebih baik lagi yaa, aamiin.